AIP seminar Series merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan YSAI (Yayasan Sustainaqua Indonesia) bersama dengan Komunitas Bumi Badak Bestari dalam Kegiatan Aquaculture Improver Program. Pada sesi seminar kali ini tema yang diusung adalah Cara sukses budidaya Udang dengan sistem Silvofishery. Tema tersebut diangkat karena sesuai dengan kondisi tambak yang ada di Muara Badak yang di dominasi oleh Mangrove. Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2022 bertempat di Base camp Komunitas Bumi Badak Bestari di Desa Muara Badak Ulu Kec. Muara Badak, Kab. Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan ini dihadiri sekitar 50 orang stakeholder yang terdiri dari pemilik tambak, teknisi tambak, pemerintahan, dan swasta. Narasumber yang dihadirkan pada kegiatan ini adalah Ir Jaja M.Sc Trainer YSAI dan Hari Yuli Susanto Direktur PT. ATINA Sidoarjo.
Setelah dibuka oleh pejabat pemerintah daerah Kecamatan Muara Badak, Presentasi pertama disampaikan oleh Bapak Hari Yuli Susanto selaku Direktur PT. ATINA Sidoarjo. Dalam presentasinya beliau menjelaskan tentang profil PT. ATINA sebagai eksportir udang windu terkemuka di Indonesia. Label ecoshrimp sangat melekat pada produk yang dihasilkan oleh PT ATINA dikarenakan udang budidaya yang dihasilkan oleh petambak bebas dari penggunaan bahan kimia dan menjadikan pakan alami sebagai asupan utama udang yang dibudidayakan. Pangsa pasar PT. ATINA adalah Jepang, Eropa dan Amerika Serikat. Permintaan pasar untuk udang windu masih sangat besar. PT ATINA sendiri mengaku tidak dapat memenuhi permintaan banyak pembeli untuk memasok udang windu di karenakan minimnya pasokan dalam negeri. Oleh karenanya terbuka peluang bagi petambak yang ada di Muara Badak untuk menjual udang ke PT ATINA dengan catatan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
Presentasi kedua di sampaikan oleh Ir Jaja M.Sc dengan tema Cara Sukses budidaya udang dengan system Silvofishery. Tema ini sengaja dipresentasikan karena kondisi di Mura Badak yang didominasi oleh hutan mangrove. Mangrove menurut beliau mempunyai fungsi sebagai penahan abrasi, menjernihkan air, mengawali rantai makanan, melindungi dan memberi nutrisi dan kaya akan antibiotic alami yang dapat meningkatkan imunitas udang. Itulah sebabnya mengapa budidaya udang di Kawasan mangrove yang masih terjaga tingkat keberhasilannya menjadi lebih besar. Demi budidaya udang yang berkelanjutan Beliau menyarankan untuk menanam mangrove ditanggul dan tepian sungai. Disamping mengingatkan petambak untuk menjaga mangrove beliau juga memberikan informasi lain agar sukses dalam berbudiaya udang seperti melakukan pengeringan dengan benar, cara memilih benur yang berkualitas, menumbuhkan pakan alami dengan bahan bahan yang ada dilingkungan tambak, meningkatkan imunitas udang dengan tanaman yang ada di tambak, dan yang tidak kalah penting adalah menjaga hubungan baik dengan pekerja bila mempekerjakan pekerja.
Peserta sangat antusias sekali dengan kegiatan ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan dan tanggapan atas presentasi yang diberikan oleh pembicara. Salah satu peserta mempertanyakan efektivitas mangrove dalam tambak sebab berdasarkan pengalaman mereka keberadaan mangrove yang massif dalam tambak menyebabkan warna air menjadi hitam. Mereka juga mempertanyakan adakah kompensasi harga bila menanam mangrove dalam tambak sebab dalam keyakinan mereka luasan produksi menjadi berkurang. Ada juga kasus mereka menebang mangrove yang ditanam di dalam kolam karena menjadi habitat predator udang. Kehadiran apparat pemerintah di kegiatan ini juga dimanfaatkan oleh peserta dengan mempertanyakan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung budidaya udang di Muara Badak. Petambak berharap pemerintah daerah bisa memberikan bantuan bibit dan bahan pendukung lain kepada petambak. Menjelang penutupan moderator mengingatkan kepada petambak bahwa tugas mereka adalah memproduksi udang. Oleh karena itu fokuslah dengan tugas tersebut dengan mempraktekkan apa yang telah dipresentasikan oleh pembicara. Harga akan berbanding lurus dengan kualitas produk yang dihasilkan.
Kegiatan dilanjutkan ke esokan harinya dengan kunjungan ke tambak dan diskusi dengan supplier udang. PT ATINA sepakat memberi kesempatan ke petambak untuk menjual udangnya ke PT ATINA dalam skala uji coba dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bukan hal yang mustahil apabila standar yang ditetapkan bisa dijalankan oleh petambak ke depannya PT ATINA akan membuka cabang di Muara Badak mengingat potensi produksi udang yang luar biasa.